Khutbah Jumat: Menjaga Keimanan dan Menggapai Khusnul Khatimah
Khotib : KH Ahmad Wahyuddin
Khutbah I:
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Kita akan segera memasuki bulan ramadhan. Di malam nisfu sya’ban kemarin kita sudah melaksanakan amalan membaca yasin 3 kali dengan harapan yang pertama agar kita di luaskan rizki, lalu kedua agar dipanjangkan umur dalam ketaatan, dan yang ketiga kita mohon kepada Allah mudah-mudahan kita diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah.
Hadirin Rohimakumullah
Bulan rajab, sya’ban dan nanti dilanjutkan dengan bulan ramadhan di istilahkan dengan mawasi’ al-khoir dan mawasi’ al-ibadah, dimana kita di ajarkan dan diminta untuk memperbanyak ibadah, memperbanyak dzikir, memperbanyak baca Al-Qur’an, memperbanyak sholawat bahkan berpuasa sebelum ramadhan. Semua amal-amal kebajikan ini termasuk min al-khoirot karena kita ada di mawazim al-khoir.
Hadirin Rahimakumullah
Walaupun kita mungkin sudah banyak melaksanakan amal-amal kebajikan baik itu salat, dzikir, membaca Al-Qur’an, bersedekah, qiyam al-lail atau juga sekaligus berpuasa, kita tidak boleh terperdaya. Kita tidak boleh tertipu lalu kemudian ujub, sombong dan memandang orang lain tidak sebanding dengan kita. Ini perkara yang sangat di khawatirkan dari sebuah ibadah dan hal ini banyak menimpa orang-orang yang beribadah tana didasari dengan ilmu dan ke-ikhlasan karena Allah SWT.
Hadiri Rahimakumullah
Dalam salah satu riwayat disebutkan. Suatu hari, Raullullah melewati kumpulan para shahabt dalam satu majelis. Diantaranya adalah Abu Hurairoh R.A. dan Ar-Rajjal bin ‘Unfuwah. Di tengah pembicaraan, wajah Rasulullah tiba-tiba sedih. Lalu Rosulullah bersabda,
"Sesungguhnya, di antara kalian terdapat seorang laki-laki yang gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud,"
Semua yang hadir dalam majelis bersama Rasulullah senantiasa diliputi ketakutan akan melakukan pelanggaran agama. Setiap orang dari mereka merasa takut dan khawatir kalau-kalau dirinyalah yang ternyata yang dimaksud hadist ini dan mendapatkan su'ul khatimah.
Apa yang dikatakan oleh rasulullah itu sangat membekas di hati para sahabat pada waktu itu termasuk didalamnya sahabat Abu Hurairah R.A. Perasaan itu terus bergelait terus menjadi tanda tanya siapakah di antara kita yang di isyarat kan oleh rasulullah akan menjadi penghuni neraka. Kemudian, dari hari kehari minggu berganti minggu bulan berganti bulan tahun berganti tahun diketahui bahwa para sahabat yang pernah duduk bersama Abu Hurairah R.A waktu itu meninggal satu demi satu dalam keadaan baik sebagai syuhada dalam islam. Menyisahkan Abu Hurairoh dan Al-Rajjal Bin ‘Unfuwah.
Al-Rajjal bin ‘Unfuwah sendiri adalah seorang kibar as-shahabah, yakni pembesar sahabat yang hafizdul Qur’an, ahli ibadah serta orang yang zuhud. Melihat dari sikap hudup Ar-Rajjal bin ‘Unfuwah, maka sahabat Abu Hurairah semakin galau. Di dalam hatinya selalu ada keraguan seakan akan ia adalah orang yang di isyaratkan oleh Rasulullah sebagai orang yang nantinya akan menjadi ahli neraka. Hal tersebut menjadi kekhawatiran Abu Hurairah, ia selalu berdo’a siang malam agar dirinya tidak termasuk orang yang di isyaratkan oleh Rasulullah.
Hadirin Rahimakumullah
Maka ketika sahabat yng dulu berkumpul bersama Rosulullah saat nabi mengisyaratkan tentang ahli nerakah tinggal sahabat Abu hurairah dan sahabat Al-Rojjal bin ‘Unfuwah dimasa ke khalifahan abu bakar R.A. Munculah seorang yang mengaku nabi yang bernama Musailama al-Kadzdab yang di ikuti oleh banyak penduduk yamamah, maka sahabat Abu Bakar mengutus Ar-Rajjal bin ‘Unfuwah untuk mengingatkan kembali ke jalan Allah kepada orang orang yamamah.
Datanglah sahabat A-Rajjal bin ‘Unfuwah ke Yamamah. Sampai disana, ia di terima oleh Musailamah al-Kadzdzab lalu kemudian di muliakan, dijamu lalu kemudian terjadi pembicaraan hangat Karena musailamah ingin mengetahui urusan Al-Rajjal yang seorang sahabat senior, zuhud, hafidzul quran dan selalu berpuasa di siang hari. Dalam perbincangannya, Musailamah yang sudah mengaku nabi dan di ingat kan oleh sahabat Al-Rajjal untuk taubat dan mencabut ucapanya meminta kepada sahabat Al-Rajjal, “Wahai sahabat, wahai saudaraku, tolong sampaikan dan bilang kepada orang-orang bahwa sesungguhnya rasulullah SAW pernah bersabda, ‘bahwa masalah kenabian sudah dibagi menjadi 2 rasulluah di arabiyah dan saya di yamamah’.
Musailamah lalu berusaha untuk merebut hati Al-Rajjal bin ‘Unfuwah dengan menawarinya emas dan perak. Tapi ditolak oleh Al-Rajjal karena beliau adalah pembesar sahabat. Musailamah al-Kadzdzab tidak putus asa. Ia terus merayu dan terus berfikir cara agar sahabat Al-Rajjal mau berbalik arah dan bergabung dengan pasukan Musailamah. Akhirnya Musailamah menjajikan kepada Al-Rajjal bin ‘Unfuwah dengan kekuasaannya.
“Wahai saudaraku engkau aku berikan dari setengah kekuasaanku.”
pada waktu itu musailamah sudah banyak memiliki pengikut. Musailama juga dimulyakan, kedudukanya juga tinggi, hartanya juga banyak, pengaruhnya luar biasa. ketika ditawari setengah kekuasaan Musailamah, disinilah awal dari sahabat Al-Arajjal bin ‘Unfuwah terpedaya. Dia lupa dengan apa yang telah didapatkannya dari rasulullah, baik kedudukannya maupun ilmu-ilmunya, dari status kesahabatannya. Dia lupa karena beliau orang susah dan orang fakir.
Dia terpedaya lalu kemudian tanpa disadari dia keluar dan dia bersaksi mengatakan bahwa dia pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW pernah berkata dan membagi wilayah ke-Rasul-an kepada Musailamah setengah-setengah. Rasulullah di jazirah arabiyah dan Musailamaah al-kadzdzab di daerah yaman.
Setelah sahabat Al-Rajjal bin ‘Unfuwah mengatakan kedustaanya itu, ucapan Al-Rajjal yang termasuk pembesar sahabat ini membuat banyak orang masuk atau ikut kedalam Musailamah dan mengakui kenabian Musailamah al-Kadzdzab.
Peristiwa ini membuat sahabat Abu Bakar sebagai khalifah memberi ancaman lalu kemudian menggerakkan pasukan ke negri Yamamah untuk memerangi Musailamah dan pengikutnya termasuk didalam nya Al-Rajjal bin ‘Unfuwah. Sayyidina Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid sebagai panglima perang lalu berangkatlah Khalid bin Walid ke negeri yaman untuk memerangi orang orang yang telah berpindah agama atau murtad dan mengakui Musailamah al-Kadzdzab sebagai seorang nabi.
Terjadilah peperangan dan kaum muslimin kemudian mengalahkan pasukan Musailamah. Al-Rajjal tewas dalam peperangan itu. Begitu mendengar Musailamah al-Kadzdzab dikalahkan oleh kaum muslimin dan Al-Rajjal tewas di medan itu, sahabat Abu Hurairah R.A bersujud, menangis dan bersyukur kepada Allah SWT karena bukan dialah yang dimaksud sabdah pada waktu itu sebagai ahli neraka.
Dari kisah yang di ceritakan ini para ulama’ menjelaskan bahwa kita tidak boleh merasa aman walaupun kita sudah banyak melakukan amal amal soleh karena amal itu tergantung dari akhirannya. Jika seorang sahabat seperti Al-Rajjal bin ‘Unfuwah yang sudah di akui oleh sahabat yang lain dalam kehebatan ibadahnya, ke-zuhudannya bahkan hafal qur’an, tetapi akhirnya menjadi seorang yang mati dalam kekufuran, apalagi kita. Tidak ada jaminan diantara kita mati keadaan khusnul khotimah.
Oleh karena itu Rasullullah SAW dilanjutkan para sahabat, tabiin, dan ulama’ kita mengajarkan agar kita berusaha menjaga iman kita dan berusaha agar kita mati dalam keadaan khusnul khotimah. Karena ketika seorang mati dalam khusnul khotimah, maka ia dijamin akan masuk surga. Hal ini memang mudah diucapkan, tapi harus sungguh sungguh untuk di didapatkan.
Maka kitalah yang menjaga iman kita sendiri, jangan sampai terpedaya dengan apapun yang telah kita lakukan dan amal-amal sholeh kita, jika seorang sahabat senior bisa berakhir dengan keburukan seperti itu, siapalah kita? Oleh karena itu kita juga tidak boleh menghinakan orang lain karena dosa-dosanya. Karena kita tidak tahu orang yang mungkin selalu melakukan tindakan dosa mungkin nanti akan diberikan taubat oleh Allah sementara akhir perjalnan hidup kita, kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita.
mudah mudahan kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini dan kita memohon kepada Allah agar kita dapat iman dan kita di wafatkan dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II:
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ دَعَانَا بِحُبِّ الْبِلَادِ. الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ أَرْسَلَ لِلْعَالَمِيْنَ اِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللٰهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللٰهِ اِنَّ اللٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللٰهِ اَكْبَرُ.