Nyai Machfudloh: Kunci Kesuksesan Santri
Oleh : Muhammad Ichlasul Amal
Bahrul Ulum - Pengasuh Ribath Al-Lathifiyyah Satu, Ibu Nyai Hj. Machfudloh Aly Ubaid jelaskan kunci kesuksesan santri. Hal ini disampaikan Nyai Machfudloh ketika berpesan kepada santri-santri Pondok Pesantren bahrul Ulum yang sowan ke kediamannya, Kamis, (09/03/23).
“Kalian di pondok ini adalah latihan menjadi pemimpin,” ucap Nyai Machfudloh.
Nyai Machfudloh kisahkan bahwa banyak santri bahrul ulum yang menjadi tokoh masyarakat mulai dari Mentri, DPR, Bupati dan banyak lagi. Dari para alumni-alumni yang tersebar di berbagai tempat dan posisi, Nyai Machfudloh jelaskan kunci kesuksesan mereka.
Kunci yang pertama adalah keikhlasan, dengan keikhlasan inilah seseorang dapat melakukan apapun di posisi manapun dengan tanpa paksaan. Menurut beliau keikhlasan adlah kunci utama kesuksesan seseorang.
“Tanamkan segala sesuatu yang kalian lakukan itu dengan hati yang ikhlas dan penuh kasih sayang,” terang Nyai Machfudloh.
Untuk meraih keikhlasan, Nyai Machfudloh memberikan tips, yaitu dengan menjalani apapun tugas yang diamanatkan dan dimanapun berada dengan hati yang senang tanpa rasa paksaan.”
“Dimanapun kalian berada apapun jabatannya, jalankanlah dengan senang hati,” tegas Nyai Machfudloh.
Majlis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum imi telah puluhan tahun berkhidmad di Fatayat dan Muslimat. Total lebih dari 50 tahun beliau berkhidmah di Muslmiat NU dan 15 tahun berkhidmah di Fatayat NU, bahkan di tahun 1976 Nyai Machfudloh mengemban amanat sebagai ketua 1 Pimpinan Muslimat NU.
Itu semua beliau jalani dengan rasa keikhlasan dan dedikasi tinggi tanpa mengharapkan jabatan apapun. Nyai Machfudloh yakin bahwa ketika seseorang ikhlas dalam berkhidmah maka derajatnya akan diangkat oleh Allah swt.
Kunci kedua adalah menjalani jamaah dan amalan sunnah. Salah satu ciri Pondok Pesantren Bahrul Ulum adalah tidak lepas menjalankan jamaah.
“Banyak alumni sini yang menjadi orang hepat, karena di pondok itu tidak pernah lepas jamaah,” jelas Nyai Machfudloh.
Tidak hanya itu, Nyai Machfudloh mengingatkan para santri agar tidak hanya melakukan amalan yang wajib saja. Sebagai santri haruslah menjalankan amalan sunnah yang dijadikan wirid dan di istiqamahkan. Salah satunya dengan istiqamah membaca shalawat. Dengan shalawat segala perbuatan kita akan terjaga.
“Jangan lupa shalawat, karena shalawat adalah pengerem hati, mengerem akhlaq, otak, hati dan lisan kita,” terang Nyai Machfudloh.
Kunci Ketiga adalah dengan taat kepada pengasuh dan pondok pesantren. Kunci utama menjadi santri adalah dengan taat kepada pengasuh dan pondok pesantren yang membimbingnya.
“(Santri) Tidak lepas melakukan sesuatu yang memang diperintahkan pengasuh,”
Nyai Machfudloh ingatkan agar ketika di pondok pesantren terus melakukan kebaikan kepada sesama agar nantinya kebaikan-kebaikan yang dilakukan akan menjadi amal jariyah seseorang. Dengan niatan mengayomi santri lainnya, akan menjadikan modal seseorang agar mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam hidup dimanapun berada.
Sebab santri adalah orang yang berada di jalan Allah. Kalau dahulu jihad dilakukan dengan berperang, maka jihad di masa kini adalah dengan mencari dan menyebarkan ilmu. Karenanya doanya santri akan mustajab (dikabulkan oleh Allah).
“Anak anak yang mondok adalah fi sabilillah (ada di jalan Allah) dalam mencari ilmu,” jelas Nyai Machfudloh.
Kunci terakhir adalah menjalin silaturrahim. Meskipun seorang santri sudah boyong dan meneruskan khidmah di kampung halamannya atau dimanapun ia berada, ia harus tetap menjaga hubungan dengan pengasuh dan Pondok Pesantren.
“Jalin silaturrahim, apapun jabatannya!” pesan Nyai Machfudloh.
Kalaupun nantinya tidak bisa berkunjung ke Pondok Pesantren dan tidak bisa berziarah ke maqbarah (tempat kubur) para pendiri dan Kiai Pondok, minimal seorang santri selalu mengirimkan fatihah dan tidak meninggalkannya.
Dengan modal ini semua seseorang akan di berikan kemudahan di hidupnya, memperoleh Rahmat dari Allah dan diberikan kemuliaan dalam hidup serta menjadi seseorng yang bermanfaat di masyarakat.
“Mudah-mudahan samean semua dimanapun berada nantinya akan mendapatkan balasan kemudahan dan limpahan rahmat dari Allah dimanapun berada,”
Sebelum menutup nasehatnya Nyai Machfudloh memohon doa agar diberikan umur yang barakah dan manfaat
“Alhamdulillah Saya mohon doa, sekarang usia ibuk di bulan maret ini masuk ke-80 tahun,” tutup Nyai Machfudloh.
Baca Juga: Ibu Nyai Hj. Machfudloh Aly Ubaid Peroleh Penghargaan Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU)