Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Cek Status Brosur Biaya Pendafataran Pengumuman Statistik Santri Login Foto Video Kontak
Berita

KH Khoirul Anam : “Fiqh-fiqh kita harus dikembangkan”

foto kegiatan Isra' Mi'raj yang dihadiri oleh KH Khoirul Anam
foto kegiatan Isra' Mi'raj yang dihadiri oleh KH Khoirul Anam

Bahrul Ulum i.d-Pimpinan DPRD Ngawi, KH Khoirul Anam Mu'min, SH.,M.H.I hadiri peringatan Isra’ Mi’raj 1445 H yang digelar di Masjid Jami’ ponpes Bahrul ‘Ulum, Tambakberas, kabupaten Jombang. Kiai Anam pada acara tersebut memberi motivasi-motivasi kepada para santri.

 

Kiai Anam menyampaikan kepada para santri bahwa ketika sudah boyong dari pondok, harus siap menghadapi tantangan di masyarakat. Ia menyarankan kepada para santri bahwa jika memahami kitab tidak hanya secara tekstual (tulisan ) saja, tapi juga harus memahami secara kontekstual (isi).

“Santri tidak hanya bisa membaca kitab secara lafdhan wal kalamiyyah, tapi juga harus dengan amaliyah” ucapnya pada kamis (8/2) malam.

Kiai Anam menyarankan pada santri untuk mengenmbangkan pengetahuan fiqh ketika berada di masyarakat.

Setelah terjun di masyarakat ternyata fiqh-fiqh kita harus dikembangkan” ujarnya

Selain memotivasi para santri, Pengasuh ponpes Al-Hidayah Ngawi tersebut menyebut Almaghfurlah KH Abdul Wahab Chasbullah sebagai wali peradaban.

“Mbah Kiai Wahab itu ada adalah wali peradaban, harus disiarkan mulai dari sekarang” tuturnya

Hal itu bukan tanpa alasan, karena menurut Kiai Anam sosok kiai Wahab adalah sosok yang dapat mencari  kesempatan ditengah penjajahan, sehingga berdiri salah satu organisasi seperti Taswirul Afkar, dan Nahdlatul Wathan.

“Tahun 1914 beliau mencium adanya gerakan untuk melawan belanda, didirikanlah satu kelompok organisasi Taswirul Afkar, memikirkan negara bagaimana lepas dari penjajahan, Taswirul afkar menjadi satu pertemuan kiai-kiai muda untuk mendiskusikan”

“Karena kurang puas beliau, dan keadaan menuntut berdirilah Nahdlatul Wathan itu adalah kaum muda-muda yang luar biasa itu yang memprakarsai adalah Mbah Wahab” terangnya.

Pada acara tersebut juga dihadiri oleh Kiai-kiai ponpes Bahrul ‘Ulum yakni, KH Roqib wahab, KH Abdurrozzaq Sholeh, KH Kholid Mas’ud, dan lain-lain.

Acara tersebut ditutup dengan do’a oleh KH Abdurrozzaq Sholeh.

 

 

Oleh: Akhmad Zamzami