Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Cek Status Brosur Biaya Pendafataran Pengumuman Statistik Santri Login Foto Video Kontak
Berita

Kiai Hasib Wahab : Saya Tidak Sampai Stadion Karena Terjebak Macet, Inilah Bukti Keberkahan Ulama

Kiai Hasib Wahab : Saya Tidak Sampai Stadion Karena Terjebak Macet, Inilah Bukti Keberkahan Ulama
Kiai Hasib Wahab : Saya Tidak Sampai Stadion Karena Terjebak Macet, Inilah Bukti Keberkahan Ulama

Ketua Majlis Pegasuh Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang KH Moh. Hasib Wahab bagikan kisahnya ketika menghadiri resepsi satu abad Nahdlatul Ulama. Kiai Hasib berkisah sejak hari Ahad tanggal 05 Februari kemarin sudah mengikuti rangkaian acara peringatan hari lahir satu abad Nahdlatul Ulama.

Kisah ini ia bagikan setelah tahlil bersama memperingati haul ke-1 KH. Moch Djamaluddin Ahmad di Masjid Jami Bahrul Ulum Tambakberas, Kamis (09/02/23)

Sejak hari Ahad, Kiai Hasib sudah di Surabaya untuk menghadiri Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang merupakan Rangkaian Resepsi Hari Lahir Satu Abad NU.

“Saya berangkat ke Surabaya sejak hari Ahad kemarin,” ucapnya.

Kiai Hasib kemudian membagikan kisah uniknya ketika menghadiri puncak acara di Selasa (07/02/23). Kiai Hasib dan rombongan sudah berangkat sejak dini hari, namun karena antusias masyarakat yang besar membuat jalan menuju Stadion Delta Sidoarjo macet dipenuhi jamaah nahdliyyin. Kiai Hasib mengisahkan bahwa jalanan Surabaya-Sidoarjo yang ia lewati terkena macet sehingga ia tidak dapat menghadiri puncak acara resepsi tersebut. Menurutnya hal tersebut merupakan bukti keberkahan para ulama pendiri nahdlatul ulama.

“Saya tidak sampai Stadion karena terjebak macet, inilah bukti keberkahan ulama-ulama pendiri Nahdlatul Ulma,” terang Kiai Hasib.

Saking besarnya antusias masyarakat, diperkirakan ada lebih dari tiga juta orang yang hadir dalam puncak acara resepsi harlah satu abad NU tersebut. Banyak juga kalangan pejabat yang turut menghadiri acara tersebut, mulai dari Presiden, Wakil Presiden, para Menteri, para Gubernur dan pejabat lainnya. Uniknya, semua yang hadir ikut merasakan panas terik matahari, bahkan bapak Presiden Jokowidodo.

“Hari itu adalah harinya NU yang luar biasa,” jelas Kiai Hasib.

Kebesaran dan keberkahan resepsi satu abad NU tersebut bukan terasa di Indonesia saja, namun hingga masyarakat dunia bisa merasakannya. Ini terbukti dari jamaah nahdliyyin yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari manca negara.

“Perayaan satu abad NU kemarin, benar benar gaungnya bukan hanya terasa di Indonesia, tapi hingga Internasional,” ucap Kiai hasib.

Menurut Kiai Hasib, keberkahan yang luar bias ini disebabkan Nahdlatul Ulama bukanlah organisasi biasa. Sebab NU didirikan oleh para wali, dan para ulama’ besar, salah satunya KH Abdul Wahab Hasbullah yang merupakan masyayikh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

Seng gawe NU iku (yang mendirikan NU itu) kiai Tambakberas. Yang merancang, yang punya gagasan dan yang bergerak itu Kiai Wahab,” jelasnya.

Puncak acara resepsi satu abad kemarin merupakan gerbang bagi Nu untuk memasuki abad keduanya. Kiai Hasib sangat yakin bahwa nahdlatul Ulama akan terus dijaga sebab keberkahan para wali dan ulama pendirinya.

“Karena yang mendirikan adalah ulama dan waliyullah, siapapun yang melawannya pasti akan hancur,” tegasnya.

Kiai Hasib berharap bahwa di abad kedua nanti Nahdlatul Ulama semakin mencerminkan umat yang rahmatan lil alamin. Umat yang membawa kedamaian ditengah-tengah kemelut situasi global yang terjadi. Ia juga berharap nantinya Nahdlatul Ulama akan punya peranan besar bagi perdamaian dunia.

Insyaallah NU menjadi umat yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya.

 

Penulis : Muhammad Ichlasul Amal