Perkembangan Madrasah di Tambakberas
BAHRULULUM.ID- Madrasah Mubdil Fan didirikan oleh KH Wahab pada tahun 1912, ada juga yang berpendapat bahwa didirikan ditahun 1915. Beberapa penyebab yang membuat madrasah ini menjadi vakum. Salah satu penyebabnya adalah akiat penjajah semakin menekan rakyat untuk kerja paksa, yang akhirnya membuat santri berkurang. Kiai Djamaluddin Achmad mendapatcerita dari Kiai Sholichin bahwa waktu penjajahan Belanda, yang mondok hanya tersisa 11 santri. penuturan Kiai Anshori Sehah memperkuat cerita dari Kiai Musthofa Waru yang mengatakan bahwa saat itu santri tinggal sedikit, dan Mbah Hamid Chasbullah melarang Kiai Musthofa untuk boyong, karena untuk ‘pikat’(pemikat).
Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tahun 1942, Kiai Fattah menegosiaikan untuk membuka kembali madrasah dengan siap dipotong lehernya sebagai jaminanbila madrasa yang mau dirintis kembali itu digunakan untuk konsolidasi melawan jepang. Pada tahun 1943 jepang memberi izin untuk melanjutkan madrasah yang dirintis Mbah Wahab tersebut dengan nama Madrasah Islamiyah Ibtidaiyah. Sesuai dengan perkembangan zaman, Mbah Wahab mendirikan Madrasah Mualimin Tambakberas. Menurut Kiai Nashir Fattah, mengacu pada data yang ada pada piagam dan dawuhnya Kiai Djamaluddin Achmad, maka berdirinya Mualimin adalah tahun 1956. Sedangkan menurut cerita dari murid pertama Mualimin, KH Afandi (Krangkeng Indramayu), maka tahun berdirinya Mualimin yaitu pada tahun 1953. Dan juga keterangan dari Kiai jalil yang senantiasa mendampingi Kiai Fattah. Oleh karena itulah, Kiai Nashir lebih percaya pada pendapat dari KH Afandi yang menyatakan tahun 1953 lah awal berdirinya Madrasah Mualimin.
Adapun gedung madrasah mualimin terletak di depan ndalem Kiai fattah yang saat ini menjadi gedung pondok aula induk. Yang pada saat itu pendidikan di mualmin hanya ditempih dalam 4 tahun. 2 tahun setelah berdirinya mualimin yang saat itu hanya diisi oleh santri putra, mulailah muncul santri putri yang ingin melanjutkan pendidikan di tambakberas. Menangapi hal ini, Kiai fattah berinisiatif mendirikan madrasah mualimat.
Pada tahun 1964 mualimin mengalami penyampurnaan kurikulum PGA (pendidikan guru agama) dari yang asalnya 4 tahun menjadi 6 tahun. Pemimpin madrasah saat itu adalah KH Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal Gus Dur yang menjabat sampai 1966. Setelah itu kepemimpinan madrasah diambil kembali oleh mbah Fattah.
Pada tahun 1969, madrasah mualimi mualimat mendapatkan tawaran dari menteri agama saat itu untuk menjadi madrasah negeri. Hasil dari musyawarah keluarga tambakberas memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Kiai fattah sebenarnya tidak setuju dengan hal ini, tetapi karna sudah menjadi kesepakatan musyawarah Kiai fattah hanya bisa menerima hasil kesepakatan musyawarah.
Setelah menjadi negeri, nama madrasah mualimin mualimat diubah menjadi MTsAIN (Madrasah tsanawiyah Agama islam Indonesia) yang setingkat sekolah menengah pertama (sekarang menjadi MTsN Tambakberas), dan MAAIN (Madrasah Aliyah Agama Islam Indonesia) setingkat sekolah menengah atas (sekarang menjadi MAN 3 Tambakberas).
Setelah berubah beberapa tahun menjadi madrasah negeri, Kiai Fattah melihat pentingnya untuk mengembalikan madrasah Mualimin Mualimat seperti dahulu kala yakni yang berkukus pada tafaqquh fiddin (fokus pada pendalaman agama) sehingga pada tahun 1972 kurikulum madrasah mualimin dikembalikan dan melepaskan status negeri hingga saat ini. Pada saat ini madrasah mualimin mualimat memilaki 2 gedung, yang mana 1 gedung digunakan untuk siswa putra dan gedung yang lain digunakan untuk siswi putri. Bahkan saat ini sedang membangunn gedung ke 3 dari madrasah mualimin mualimat.
Oleh: Achmad Azzam Muzaki dan Zafri Nabilur Ra’i