Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Tokoh

Ingin Menunggang Sapi Bersama

Foto KH Wahab Chasbullah bersama KH Bisri Syamsuri
Foto KH Wahab Chasbullah bersama KH Bisri Syamsuri

 

-BAHRULULUM.ID- KH. Wahab Hasbullah atau yang akrab di panggil dengan Kiai Wahab dan kiai Bisri KH. Bisri Syansuri yang akrab di panggil Kiai Bisri merupakan dua ulama asal Jombang, kiai Wahab dari daerah Tambakberas, sedangkan kiai Bisri dari daerah Denanyar. Dua ulama ini dikenal sering berbeda pendapat dalam urusan penerapan hukum fiqh. Meskipun begitu, dalam kehidupan sehari-hari, keduanya tetap hidup rukun tanpa memperhitungkan keilmuan masing-masing.

Konon, suatu ketika menjelang hari raya idul adha, ada seorang yang hendak bertanya kepada kiai Bisri, ia pun bertamu dan menemui kiai Bisri di Denanyar. Karena orang itu hendak berkurban dengan menyembelih seekor sapi, ia pun menanyakan tentang perihal penyembelihan sapi. Orang itu menanyakan tentang penyembelihan sapi untuk delapan orang.

Di dalam ilmu fiqh, berkurban dengan menyembelih seekor sapi, hanya boleh diperuntukkan tujuh orang, sedangkan orang yang tadi, kelak di akhirat, ia ingin berkumpul dengan keluarganya dengan satu kendaraan, keluarganya agar tidak lintang pukang jelasnya. Setelah mendengar dan menyimak pengaduan dari si tamu, kiai Bisri pun menjawab, “tidak bisa kalau begitu, kurban sapi hanya untuk tujuh orang.”

Mendengar jawaban kiai Bisri, si tamu tadi pun menawar, ”Mbah yai, masak tidak ada keringanan? Anak saya yang terakhir baru saja berumur tiga tahun.” Demi memenuhi rasa penasaran si tamu, kiai Bisri pun melanjutkan dan menjelaskan kesimpulan dari jawabannya. Dan tetap saja tidak bisa.

Belum puas, si tamu pun datang kepada kiai Wahab di Tambakberas dan bertanya tentang perihal dan permasalahan yang sama yang ia tanyakan kepada Mbah Bisri. Setelah ia membeberkan petanyaannya, Kiai Wahab pun menjawab dengan ringan tapi berisi, ”bisa, seekor sapi diperbolehkan untuk delapan orang. Tetapi karena anakmu yang terakhir masih kecil perlu ada tambahannnya.”

Seketika tamu tadi tampak puas dan gembira, Liai Wahab pun menambahi, ”Nah, karena anakmu yang terakhir masih kecil dan belum bisa menggapai sapi yang tinggi, maka anakmu itu perlu tangga, maka dari itu sampeyan belikan kambing supaya anakmu yang masih kecil itu bisa naik kepunggung sapi.”

Akhirnya orang tadi pun mendapatkan jawaban yang ia inginkan, orang itu pun menimbali, “kalau Cuma seekor kambing saya pun sanggup menyediakannya, jangankan seekor, dua ekor pun boleh mbah yai, yang penting saya sekeluarga bisa naik bersama-sama.” Tuturnya.

 

Oleh: M. Naufal Muzacky

Ditulis ulang dari Buku Tambakberas Menelisik Sejarah Memetik Uswah