Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Tokoh

BIOGRAFI KH CHUBBI SYAUQI

Foto Gus Chubbi ketika melangsungkan pernikahan
Foto Gus Chubbi ketika melangsungkan pernikahan

Kelahiran

KH. Chubbi Syauqi  atau biasa dipanggil Gus Chubbi lahir sekitar tahun 1951 M di Tambakberas, Jombang. Ia adalah putra ke-4 dari pasangan KH Abdul Fattah Hasyim dengan Nyai Hj Musyarofah Bisri. Dikisahkan oleh Nyai Musyarofah bahwa saat mengandung Gus Chubbi, panggilan akrab Kiai Chubbi, ia sedang ada permasalahan rumah tangga dengan Kiai Fattah. Hal tersebut membuat Nyai Musyarofah memutuskan untuk sementara pulang ke rumah orang tuanya, KH Bisri Syamsuri di ndalem Pondok Pesantren Mamba’ul ma’arif ,Denanyar .

Saat perjalanan pulang pada sore hari itu, yang ditempuh dengan berjalan kaki, Nyai Musyarrofah merasa diikuti oleh seekor angsa putih setinggi manusia. Ia ketakutan, kemudian berjalan cepat setengah berlari,Tiba-tiba angsa putih tersebut hilang dan berubah menjadi cahaya putih kehijauan dan melesat masuk kedalam perut Nyai Musyarofah, lalu lenyap.Setibanya di rumah ia langsung menghambur ke pangkuan ayahandanya dan menceritakan kejadian aneh yang baru saja dialaminya., Kiai Bisri mendengarkan cerita tersebut, lalu setelah itu ia menenangkan dan menasihati putrinya bahwa hal seperti itu tidak apa-apa, “Wis ora opo-opo ora usah kuatir, iku tondo apik . saiki ndang mbalek nang mbojomu. Ayo tak terno(sudah tidak apa-apa tidak usah khawatir. Sekarang segera kembali ke suamimu. Ayo kuantar).                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

Selepas maghrib Kiai Bisri mengantarkan putrinya untuk kembali ke rumah menantunya, KH.Abdul Fattah Hasyim di Tambakberas. Setelah kelahiran Gus Chubbi ,Kiai Bisri menampakkan rasa kasih sayang yang amat dalam terhadap cucunya satu ini. Ia sering sambang ke tambakberas untuk menjenguk cucunya.Saat Gus Hubbi berusia 4 tahunan, kisah dikejar angsa berulang kembali tapi yang dikejar kali ini adalah Gus Chubbi. saat itu Gus Chubbi bermain disekitar pondok,lalu ada angsa putih yang mengejar dan mematuknya , setelah peristiwa itu Gus Hubbi sakit step dan berubah menjadi “khoriqul ‘adah”.

Masa kecil

Gus Chubbi kecil menghabiskan masa kecil dengan jalan-jalan ke berbagai tempat seperti ziaroh kubur dan sowan-sowan ke para kiai, terkadang  ia juga mengajak salah seorang santri untuk ikut pergi bersamanya.”Ket cilik iku senengane ngluyur, kadang ngejak’i santri sobo nang pesarehan-pesarehan, sowan-sowan ke kiai”(dari kecil itu kesukaannya jalan-jalan, kadang mengajak santri mengunjungi ke makam-makam, sowan-sowan ke kiai”ucap Gus Jabbar(14/03/2023).

 

Ada satu kejadian unik semasa Gus Chubbi kecil, dikisahkan oleh KH.Jabbar Chubbi Syauqi (putra Gus Chubbi) ketika itu ayahnya Kiai Fattah sedang mengaji di masjid,dengan santainya Gus Chubbi menyalakan radio miliknya dengan volume yang kencang, namanya ngaji jikalau ada yang menyalakan radio dengan volume yang kencang pastilah membuat berisik, kiai Fattah lalu duko (kecewa). Hal tersebut ditanggapi lain oleh Mbahnya KH.Abdul Wahab Chasbullah, kiai wahab memanggil kiai Fattah, kiai Wahab berucap kala itu ”Wes Chubbi iku jarno wae, ora usah mbok aru-aru, iku ngono wali (sudah Chubbi itu biarkan saja tidak usah kamu pedulikan,seperti itu adalah wali.Tutur Kiai Wahab

Riwayat pendidikan

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa Gus Chubbi mempunyai ciri khas yakni “Khoriqul ‘adah”, dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mendidiknya hingga mengerti sesuatu hal yang diberikan oleh gurunya, dalam artian ia tidak pernah menempuh pendidikan formal.”Tidak pernah menempuh pendidikan formal”ucap KH. Jabbar Hubbi. Walaupun tidak pernah menempuh pendidikan formal,Gus Chubbi menurut sumber dari putranya memiliki salah seorang  guru yakni KH. Hamid Pasuruan dan juga ia adalah cucu kesayangan KH. Bisri Syansuri.

Salah satu kebiasaan Gus Chubbi adalah suka jalan-jalan, seperti ziaroh ke makam-makam dan sowan ke kiai-kiai dengan para santri yang ia pilih. teman teman Gus Chubbi yang sering di ajak bermain yakni KH. DjamaluddinAahmad Tambakberas, Jombang(Alm), Gus Ma’sus Kunto(Alm), Kiai Kholil Dahlan Njoso, Mbah Hamim pendekar pagar nusa Nganjuk, Gus Taqim Surabaya. Gus Chubbi memang jarang sekali di rumah, putranya juga mengungkapkan bahwa tuturan (nasehat) beliau jarang sekali diberikan terhadap anaknya (Gus jabbar), namun pada satu waktu ia (Gus Chubbi)pernah matur kepada anaknya (Gus Jabbar)”Le, kabeh seng mbok delok kui enek ilmune, iku kabeh ilmune Gusti allah” (nak semua itu yang kamu lihat itu ada ilmunya, itu semua ilmunya Allah).

Pernikahan

Kiai Chubbi Syauqi menikah dengan Bu Nyai Nadlifah pada tanggal 28 april tahun 1977, pernikahannya terjadi beberapa bulan setelah wafat abahnya yakni KH.Abdul Fattah Hasyim. KH.Jabbar Hubbi bertutur bahwa ada sebuah istilah dalam tradisi jawa yang berbunyi “Coro wong rabi iku ngenteni geblak e bapak e” maksudnya jika orang menikah itu menunggu 1 tahun bapaknya. maksudnya orang yang ingin menikah itu  jikalau ditinggal ayahnya  maka menunggu 1 tahun.Oleh sebab itu  maka pernikahan dilaksanakan di daerah Denanyar tepatnya di ndalem  Mbahnya yakni Kiai Bisri Syansuri.

Ada cerita unik mengenai pernikahan KH.Chubbi Syauqi dengan Bu Nyai Nadlifah, berdasarkan penuturan dari KH. Jabbar Hubbi (putra Kiai Chubbi) bahwa pernikahan itu adalah kehendak dari KH.Fattah sendiri, hal itu berawal dari  Bu Nyai Nadlifah yang saat itu masih mengenyam pendidikan sekolah di  madrasah Mualimin Mualimat Bahrul Ulum, Nadlifah kecil  yang belum mondok berangkat setiap hari dari rumahnya sendiri  ke madrasah  muallimat , kejadian unik terjadi pada waktu pulang sekolah, oleh Kiai Fattah setiap pulang sekolah Nadlifah kecil selalu ditunggu, menurut penuturan Gus Jabbar bahwa Kiai Fattah  bahkan arepe (bakal) mengantarkan Nyai Nadlifah pulang. Kebiasaan itu terulang terus menurus, hingga Kiai Fattah menyuruh Nadlifah mondok di sana (Al-fathimiyyah) ”Wes mondok o nang kene ae”(Sudah mondoklah di sini saja” ucap Kiai Fattah kala itu. Dari pernikahan dengan Bu Nyai Nadlifah, beliau dikaruniai 1 anak laki-laki yakni KH. Jabbar Chubbi. 

Peran sosial

Dari sekian banyaknya hobi anak-anak pada umumnya beliau sajalah yang hampir berbeda dari sekian banyak hobi yang dimiliki oleh anak-anak pada umumnya, yakni memberikan uang kepada anak anak sekolah dan ini telah diakui putranya, Gus Jabbar. ”kapan isuk nak nggane dalan nyegati bocah bocah sekolah, disangoni kabeh, kui kan peran sosial, dan aneh e ben ngrogohi sak kui enek duwit e.”(setiap pagi itu di jalan mencegah anak anak sekolah, diberi uang semua, itu kan peran sosial, dan anehnya setiap mengecek sakunya itu selalu ada uangnya.) Gus Jabbar menanmbahkan walaupun Gus Chubbi tidak ada peran sosial dalam berorganisasi, namun ia berperan aktif di kehidupanya dalam bersosial.

Semenjak kecil tingkah laku Gus Chubbi sering di luar nalar kebanyakan orang. Salah satu kebiasaannya adalah sobo (sering mengunjungi) pasar dan nyamperin pedagang yang ada di situ,. Terkadang ia juga membikikin heboh karena memainkan dagangan-dagangan para pedagang, Anehnya para pedagang itu diam saja. Mereka tahu, siapa yang marah barang daganganmya dibuat mainan Gus Chubbi, maka bisa diprediksi, dagangannya jadi tidak laku kedepannya.

Malah kemudian timbul sebuah harapan di antara mereka, siapa yang dagangannya dipegang dan dibuat mainan Gus Chubbi, maka dagangannnya akan laris manis. Hal itu kemudian menjadi kebiasaan para pedagang di situ, mereka tidak akan pulang dan mengemasi dagangannya sebelum disentuh Gus Chubbi. “Gus monggo mriki, Gus.”(Gus silahkan kesini, Gus) teriak para pedagang setiap melihat Gus Chubbi lewat.

Cerita unik terkait Gus Chubbi

Dikisahkan oleh Kiai Nashir. Gus Chubbi, kakaknya yang ia biasa panggil Mas Bi merupakan keponakan yang disayang oleh Kiai Wahab. Kenakalanya yang sedikit nganeh nganehi dan nyleneh justru malah menjadi keakraban tersendiri bagi Mbah Wahab. Mbah wahab faham betul kalau Gus Chubbi mempunyai kelebihan dan keistimewaan. Memang benar Gus Chubbi sering kali nggudo(menggoda) dengan mengambil beras dilumbung padi milik Mbah Wahab , meski pintu lumbung padi tersebut sudah dikunci dan digembok rapat, hanya dengan modal sekali sentuh, gembok dan kumci pintu lumbung itu pun terbuka.

 

Hal yang demikian, tak jarang membuat para santri merasa penasaran dan secara sembunyi-sembunyi ingin menyaksikan  dan membuktikan secara langsung kelebihanya. Alih-alih membuktikan, tiap kali mereka datang mengintip, Gus Chubbi selalu tahu dan kemudian membentak para santri tersebut.

 

Keakraban Kiai wahab dengan Gus Chubbi juga sangat nampak saat hari raya idhul fitri.saat rombongan anak anak dan sanak famili tersebut sampai kerumah mbah wahab, semuanya pada ngumpul sambil memperkenalkan diri.

“sopo iku…”(siapa itu) sapa Kiai wahab begitu mendengar suara anak anak. Mbah wahab saat itu memang sudah tidak bisa melihat lagi.

“Chubbi!!!”jawab Gus Chubbi kencang.

Seketika itu Kiai wahab menyuruh Gus Chubbi menghampiri beliau dan minta disuwuk. Gus Chubbi menghampiri Kiai Wahab, lalu menyuwuk kiai wahab dengan semburan ludahnya ,ludah Gus Chubbi pun tersembur ke wajah Kiai Wahab ”Juh juh juh”, Kiai Nashir saat itu melihatnya dan tertawa, dan tak kuat menahan tawa pada saat menceritakan ulang kisah tersebut, memang tampak jelas sisa-sisa ludah Gus Chubbi dipipinya Mbah Wahab.

Wafatnya Gus hubbi

Saat Gus Chubbi mendekati ajal, Dikisahkan besannya Nyai Musyarrofah, yakni Nyai Zainab asal Cirebon, jawa barat, yang seorang hafidzoh, ketika itu ia sedang membaca Al qur’an di dekat Gus Chubbi. Saat itu Nyai Zainab melihat sebuah cahaya kehijauan yang keluar dari mulut Gus Chubbi. Tanpa disadari beliau berteriak memanggil Nyai Musyarrofah untuk menyampaikan hal ajaib tersebut. ketika cahaya keluar dari mulut Gus Chubbi dan mulai naik keatas, saat itulah Gus Chubbi wafat. Saat itu adalah kamis pon tanggal 2 ramadhan 1404 H/31 mei 1984 M. Gus Chubbi Syauqi yang terkenal akan perilakunya yang unik dan nyeleneh atau biasa disebut dengan khoriqul adah, ia menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 33 tahun dan dimakamkan di komplek pemakaman KH.Abdul Fattah Hasyim di Tambakberas,Jombang . Al-fatihah untuk KH.Chubbi Syauqi.

 

 

Oleh: M. Hamim Tohari dan Akhmad Zamzami