Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Berita

Kiai Nashir Multi Amazing Kiai

Kiai Nashir Multi Amazing Kiai
Kiai Nashir Multi Amazing Kiai

Pengashuh Pondok Pesantren Sabilul Huda Tambakberas, Jombang KH Imron Rosyadi Malik memberikan isyhad (kesaksian) atas KH Abdul Nashir Fattah pada saat acara Pembacaan tahlil, dan kirim do’a hari kedua di kediaman almarhum pada hari senin (29/08/22)

Dalam acara tersebut, Kiai yang akrab di panggil Gus Im itu memulai isyhadnya (kesaksiannya) dengan pengakuannya atas keluarbiasaan tabiat dari Kiai Abdul Nashir.

“Untuk mendeskripsikan kiai Abdul Nashir iki (ini) multi kebaikan ingkang syamail piambaipun (yang tabiat atau watak beliau juga) luar biasa,” katanya.

Gus Im juga menyebutkan bahwa kehebatan Kiai Nashir bisa dilihat dari guru-gurunya. Jika dilihat dari perjalanan pendidikannya, kita bisa mengetahui betapa seriusnya Kiai Nashir dalam menuntut ilmu dan mencari gru-guru terbaik dalam perjalanan spiritual tersebut.

“Kiai Nashir ini luar biasa, guru-gurune nggeh (guru-gurunya juga) luar biasa,” ucap Gus Im.

Kiai Nashir memulai perjalanan keilmuan mulai dari Tambakberas, lalu ke Kajen asuhan Kiai Sahal Mahfudz, di sambung ke Sarang di bawah asuhan Kiai Maimun Zubair sampai ke Makkah di bawah bimbingan guru guru yang luar biasa, diantaranya Syekh Isma’il dan Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki

Kehebatan sosok Kiai Nashir juga bisa di lihat dari keluarganya, KiaiNashir  merupakan keturunan dari sosok sosok yang hebat.

“Apalagi min haitsun nasab beliau niku nggeh al karim ibnul karim ibnul karim (Apalagi dilihat dari nasabnya, beliau adalah orang mulia anak orang mulia yang juga anak orang mulia),” ungkapnya.

Yakni anak dari sosok yang mulia karena ayahnya adalah Kiai Abdul Fattah Hasyim dan juga cucu dari sosok yang mulia yakni kakeknya, KH Bisri Syansuri.

Gus Im juga mendeskripsikan Kiai Nashir dengan 3 sifat penting, yang pertama Kiai nashir adalah sosok yang ‘alim dan faqih (ahli fiqih), Gus Im juga memperkuat gambaran kefaqihan Kiai Nashir dengan cerita tentang pengakuan Kiai Jamaluddin Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai al-Muhibbin atas kefaqihan Kiai Nashir.

Kita semua tau kefaqihan Kiai jamal, bahkan beliau telah mengarang beberapa kitab tentang qowaidul fiqih berjudul Inayah dan mensyarahi Kitab Waraqat tentang ushul fiqih dengan judul miftahul wushul. Hanya saja kefaqihan beliau tertutupi oleh taswwufnya.

Setelah keterangan itu, Gus Im menceritakan bahwa suatu waktu ada seseorang sowan kepada Kiai Jamal dan bertanya masalah fiqih, akan tetapi kiai jamal menyarankan orang tersebut untuk sowan dan bertanya kepada Kiai Nashir. Hal ini menunjukkan pengakuan Kiai Jamal secara tidak langsung akan kefaqihan Kiai Nashir.

Sifat kedua yang di miliki Kiai Nashir adalah zuhud.

“Kiai nashir ini sebagai seorang muallim(pengajar), dia adalah orang yang zuhad (sangat zuhud).” Jelas Gus Im.

Sosok Kiai Nashir tidak ada keterikatan dengan perkara dunia, sehingga sangat mudah dan ringan tangan untuk menyumbangkan harta dan tenaganya untuk NU, pondok pesantren dan ilmu.

Sifat ketiga menurut Gus Im adalah mutamassik sebagaimana yang di sampaikan oleh Kiai Marzuqi Mustamar

Dengan kata lain, setiap perbuatan Kiai Nashir baik berupa ucapan dan perbuatan selalu berdasarkan nilai-nilai agama. Kiai Nashir juga sangat konsisten berpegang teguh pada nilai-nilai agama.

Di akhir isyhadnya (kesaksiannya), Gus Im menyampaikan sebuah syair Arab dalam bahar thowil yang disusun setelah pemakaman Kiai Nashir tentang ketiga sifat di tersebut.

فَقِيْهٌ كَبِيْرٌ زَاهِدُ مُتَمَسِّكُ # أَقَرَّ بِذِا الْمُرَبِّ مَرْزُوْقِيْ الْعَالِمُ

بَكَى بِفِرَاقِيْهِ الْأَنَامُ السَّنَاتِيْرُ # هُوَ الشَّيْخُنَا الْكَرِيْمُ عَابِدُ النَّصِرِ
 

"Ia adalah pakar fiqh, yang zuhud terhadap dunia dan mutamassik ( orang yang yang selalu berpegang teguh dan konsisten terhadap ajaran agama” # Hal tersebut telah diakui oleh Kiai Marzuqi Mustamar sang alim (dalam pidato ketika pemakaman beliau Kiai Nashir)”.

“Para Santri (Bahrul Ulum) menangis Karena harus berpisah dengan beliau (meninggal) # Beliau adalah Kiai kita yang mulya KH Abdul Nashir Fattah".

 

Oleh : Abdullah Machbub

Editor : Muhammad Ichlasul Amal