Tiga Manfaat Pembacaan Tahlil Menurut Kiai Sadid
Pengasuh Pondok Pesantren As-Sunniyah Kencong, Jember, Jawa Timur KH Ahmad Sadid Jauhari memberikan isyhad dan mauidhoh dalam acara peringatan 40 hari wafatnya almarhum almaghfurlah KH Abdul Nashir Fattah yang bertempat di kediaman Almarhum Kiai Nashir, Rabu (05/10/22).
Acara tersebut di hadiri oleh Bupati Jombang Ibu Hj Munjidah Wahab, Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mushtoah, Pensuh Pondok Pesantreen Sunan Ampel Jomban KH Tauiqur Rohman, KH Yahya Ja’far Malang, KH Syafi’uddin dan para Kiai yang lain.
Kiai yang juga menjadi Rois Syuriyah PBNU itu menyebutkan bahwa Kiai Nashir adaah sosok Kiai yang agung karena kealimannya dan mau mengamalkan serta mengajarkan ilmunya.
“Wong iku lek alim, ngamalno, mulangno iku dipanggil seabagai orang yang agug di kerajaan langit (orang kalau sudah alim, mengamalkan ilmunya dan mau mengajarkannya itu di panggsil sebagai orang yang agung di kerajaan langit). Prediket itu lengkap pada saahabat karib saya Kiai Nashir Fattah,” ucapnya.
Kiai Sadid juga menyampaikan bahwa ada 3 hal yang setidaknya bisa kita ambil manfaat dari kegiatan membaca tahlil dan kirim do’a ini.
Yang pertama adalah mengingat-ingat kematian, karena dengan mengingat-ingat kematian akan menyebabkan seseorang menjadi memiiliki perasaan khouf dan roja’, yakni perasaan takut pada allah dan berharap hanya kepada allah.
“yang pertama, Dzikrul maut, iling-iling mati (mengingat-ngat kematioan).”
Lalu Kiai Sadid menjelaskan manfaat kedua, kni mengirim pahala kepada si mayit. Seperti halnya yang dijelaskan dalam beberapa riwayat bahwa Nabi dan para sahabatnya juga pernah mengirim pahala kepada orang lain seperti dengan cara menggatikan orang laain haji atau sebagainya
" Kito iki nggeh Nyumbang (pahala),” sambungnya.
Pesan ke tiga, Kiai Sadid menjelaskan bahwa kegiatan tahlil dan kirim doa kepada orang tua yang sudah meninggal dunia kita lakukan dengan tujuan mencari berkah, seperti halnya diceritakan dalam beberapa riwayat bahwa Nabi dan sahabatnya juga pernnah melakukan hal ini.
“Yang ketiga, Ngalap berkah,” lanjutnya.
Kiai Sadid juga berharap agar perjuangan kiai-kiai yang telah wafat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang dapat dilanjutkan oleh anak cucunya. Karena benteng terakhir islam di Indonesia adalah pondok pesantrren.
“benteng akhir islam ten Indonesia niku pondok (benteng akhir islam di Indonesia adalah pondok),” pungkasnya.
Oleh : Abdullah Machbub