Kiai Marzuki : Menjaga Islam dan Nahdlatul Ulama dengan Ilmu
Kiai Marzuki : Menjaga Islam dan Nahdlatul Ulama dengan Ilmu
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar mengungkapkan pentingnya penguasaan ilmu yang mumpuni untuk menjaga Islam dan Nahdlatul ulama.
Hal ini disampaikan saat memberikan Mauidhhoh Hasanah saat acara tahlil dan doa bersama peringatan tujuh hari wafatnya almarhum al-maghfurlah KH Abdul Nashir fattah kemarin, hari Jum’at, (02/09/22).
“Menjaga islam dengan ilmu, dengan hujjah niki penting sanget (sangat penting),” jelasnya.
Pandangan semacam ini karena eksisnya Nahdlatul Ulama’ dan dunia keislaman bukan tidak beralasan, namun karena eksisnya penguasaan keilmuan.
Kiai marzuki menekankan jangan sampai kelompok non islam lebih dipercaya kredibitas keilmuannya, bahkan jangan sampai kelompok islam diliuar Nahdlatul Ulama’ lebih alim dari kita.
Kiai Marzuki menambahkan bahwa mengetahui politik, jaringan sosial dan ilmu ekonomi itu memang penting. Namun, jangan sampai mengejar itu semua lalu abai dengan kedalaman ilmu.
“Pondok manapun dipercaya ummat karena keilmuannya, tidak semata-mata karena aspek yang lain,” tandasnya.
Menurutnya tiap pondok mempunyai kelebihan di satu sisi dan pondok lain di sisi yang lain, maka kerjasama antar pondok pesantren akan saling menguatkan diberbagai cabang keilmuan sehingga saling menjaga satu sama lain.
“Segala sesuatu niku wonten cagak’e (ada tiangnya), lah cagak (tiang) yang membuat bangunan islam kokoh mboten ambruk-ambruk (tidak hancur) adalah ilmu,” tegasnya.
Selanjutnya Kiai Marzuki mengungkapkan hadits nabi yang menjelaskan bahwa majlis ilmu sesaat itu lebih utama dari wiridan 60 tahun, karenanya orang awam jangan jauh dari kiai, agar meninggal dunia membawa keimanan.
Penting warga NU menjadi alim seperti menguasai kutubussittah, Riyadussholihin, Fathul Wahab, ilmu fiqih Ushul fiqih mantek dan sebagainya, bahkan menguasai berbagai keilmuan seperti biologi, fisika, kimia dan lainnya agar islam berjaya.
“semoga islam berjaya, Tambakberas berjaya lewat ilmu,” tutupnya.
Penullis : Muhammad Dawud Hidayatullah
Editor : Muhammad Ichlasul Amal